Mojokerto, suarajatimonline – Duka mendalam menyelimuti keluarga Mukhamat Alfan (18), seorang siswa kelas 2 SMK Raden Rahmat, Mojosari, Mojokerto. Remaja yang dikenal sebagai anak pendiam, ahli bela diri, dan pandai berenang ini ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di Sungai Brantas, tepatnya di wilayah Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (4/6/2025).
Kematian Alfan menyisakan banyak pertanyaan. Pihak keluarga menduga ada kejanggalan dalam kematian anak bungsu dari pasangan Sandono (65) dan Jamik (52) itu. Mereka tidak percaya jika Alfan meninggal akibat tenggelam ataupun bunuh diri.
“Anak saya bisa berenang. Sangat kecil kemungkinan dia tenggelam tanpa sebab. Kami curiga dia menjadi korban kekerasan,” ujar Jamik dengan suara bergetar, saat ditemui di rumah duka di Dusun Kaligoro, Desa Kutorejo, Mojokerto.
Sabtu pagi, 3 Juni 2025, Alfan seperti biasa berangkat sekolah. Ia dijemput oleh temannya dari Desa Kutoporong. Namun, hingga sore hari, remaja jurusan Teknik Alat Berat (TAB) itu tak kunjung pulang. Sejak pukul 14.00 WIB, ibunya mulai merasa gelisah.
“Saya cari ke rumah teman-temannya, ke sana ke mari, sampai hampir magrib. Tidak ada yang tahu di mana Alfan,” kenang Jamik.
Keesokan harinya, Minggu (4/6), sang kakak, Diki Sukono, melanjutkan pencarian dan menemukan tas dan sepatu milik Alfan di tepi Sungai Brantas, di Desa Kedungmungal, Kecamatan Pungging. Barang-barang itu ditemukan oleh ayah dari RF, teman Alfan. Namun, tubuh Alfan belum juga ditemukan.
Senin pagi (5/6), sang ibu mendatangi sekolah untuk mengurus izin. Di ruang BK, ia akhirnya dipertemukan dengan beberapa siswa yang mengaku terakhir melihat Alfan berada di rumah RF, teman dekatnya. Ini semakin memperkuat kecurigaan keluarga bahwa ada unsur penganiayaan sebelum Alfan akhirnya ditemukan tewas.
Sore harinya, kabar duka pun datang. Jenazah Alfan ditemukan mengambang di Sungai Brantas. Tangis histeris keluarga pecah. Mereka menolak mentah-mentah anggapan bahwa Alfan bunuh diri.
“Dia anak kuat, tidak punya masalah yang berat. Kalau tercebur pun dia pasti bisa menyelamatkan diri. Kami yakin ada sesuatu yang tidak beres,” tutur sang ibu dengan mata sembab.
Keluarga kini berharap aparat kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini. Mereka menuntut kejelasan atas kematian Alfan dan meminta agar semua yang terlibat diperiksa secara menyeluruh. Warga sekitar dan pihak sekolah juga berharap misteri ini segera terungkap demi keadilan bagi Alfan dan ketenangan keluarga.
Pihak kepolisian hingga kini masih mendalami kasus ini, termasuk memeriksa teman-teman dekat korban serta saksi yang terakhir melihatnya dalam kondisi hidup.(red.R)
0 Comments