SURABAYA, suarajatimonline – Menjelang Hari Raya Paskah, suasana religius mulai terasa di berbagai sudut Kota Surabaya. Paskah, yang menjadi tonggak penting bagi umat Kristiani dalam memperingati kebangkitan Yesus Kristus, disambut dengan beragam kegiatan rohani dan persiapan intens oleh jemaat di berbagai gereja, baik Katolik maupun Protestan.
Setelah merayakan Minggu Palma pada 13 April 2025, sejumlah gereja mulai menata liturgi dan menggelar rangkaian ibadah untuk menyambut momen kebangkitan Kristus. Masing-masing gereja memiliki kekhasan tersendiri, yang tidak hanya menjadi ekspresi iman, tetapi juga cerminan dari kekayaan tradisi yang diwariskan lintas generasi.
Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya: Perpaduan Sejarah dan Spiritualitas
Di tengah hiruk pikuk Kota Pahlawan, berdiri megah Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya. Dikenal sebagai salah satu gereja tertua di kota ini, Katedral yang dibangun pada tahun 1920 tersebut masih kokoh menyuarakan nilai-nilai iman dan sejarah.
Menurut Lusia, seorang katekis di Paroki HKY, status Katedral menandakan bahwa gereja ini adalah pusat pastoral di mana Uskup Keuskupan Surabaya menjalankan tugas penggembalaan umat. "Di sini, selain merayakan Paskah, kami juga menggelar pemberkatan minyak krisma dan pembaharuan janji Imamat, yang hanya terjadi di Katedral," jelasnya.
Persiapan menyambut Paskah telah dimulai sejak bulan Februari. Selain kepanitiaan, gereja juga menjalankan Aksi Puasa Pembangunan (APP) sebagai bagian dari pembinaan rohani yang dimulai sejak Rabu Abu (5 Maret 2025). APP ini diisi dengan refleksi iman di komunitas-komunitas basis.
Ibadah Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Minggu Paskah, dijalankan dalam tata liturgi khas Katolik. Dalam satu kali misa, Katedral ini mampu menampung sekitar 2.500 umat. Diperkirakan hingga Minggu Paskah nanti, total jemaat yang hadir bisa mencapai lebih dari 3.700 orang.
Puasa 40 hari yang dijalani umat bukan hanya sekadar menahan lapar, tapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui pengendalian diri dan pertobatan. Lusia berharap bahwa momen Paskah dapat menjadi titik balik bagi umat dalam memperkuat spiritualitas mereka.
GKI Diponegoro Surabaya: Paskah Dalam Semangat Intergenerasi dan Drama Rohani
Sementara itu, di GKI Diponegoro Surabaya, umat Kristen Protestan juga tengah mempersiapkan diri menyambut kebangkitan Kristus dengan cara yang tak kalah bermakna. Ketua Majelis GKI Diponegoro, Jefta Stephanus, bersama Duhita Laksmi dari Bidang Empat, menyampaikan bahwa rangkaian Paskah dimulai sejak Rabu Abu dan diikuti dengan Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Minggu Paskah.
Yang menarik, tahun ini gereja menggelar ibadah intergenerasi saat Minggu Palma. “Ibadah anak, remaja, pemuda, dan orang tua dijadikan satu, sebagai simbol kesatuan dalam iman,” ujar Duhita.
Untuk Kamis Putih, ibadah dilakukan dengan pembasuhan kaki, tanpa perjamuan kasih seperti tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, drama rohani menjadi bagian dari rangkaian ibadah hingga Minggu Paskah. Jefta menyebut, drama ini mengangkat tema pertobatan dan penebusan, yang bertujuan menyentuh hati jemaat dan mengajak mereka merenungkan makna pengorbanan Kristus.
“Drama bukan sekadar pertunjukan, tapi menjadi sarana kontemplatif yang mendalam bagi jemaat agar bisa lebih menghayati perjalanan iman selama masa Paskah,” tambah Jefta.
Semangat Satu Iman, Beragam Ekspresi
Meskipun dirayakan dengan cara dan tradisi yang berbeda, baik umat Katolik di Katedral HKY maupun jemaat Kristen Protestan di GKI Diponegoro, memiliki satu semangat yang sama: merayakan kasih Allah yang luar biasa melalui pengorbanan dan kebangkitan Yesus Kristus.
Momentum Paskah ini menjadi ruang refleksi, pertobatan, serta harapan baru bagi seluruh umat Kristiani. Di tengah berbagai tantangan kehidupan, pesan damai, pengharapan, dan kemenangan atas dosa menjadi sumber kekuatan untuk terus melangkah.
Selamat menyambut Paskah! Kiranya damai, kasih, dan sukacita Paskah senantiasa menyertai setiap langkah kita.(Red.R)
0 Comments