KEDIRI, suarajatimonline – Stok cabai rawit yang mulai berkurang berdampak langsung pada kenaikan harga di tingkat pasar. Berdasarkan data terbaru dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, Jumat (18/4/2025), harga cabai rawit di Pasar Induk Pare menunjukkan tren naik meskipun masih dalam kategori wajar.
Cabai Rawit Merah (CRM) varietas unggul seperti Ori 212 dan Brengos 99 kini dibanderol seharga Rp55.000 per kilogram, naik Rp2.000 dari sebelumnya. Sementara itu, varietas Asmoro 043 mengalami lonjakan serupa, kini dijual seharga Rp52.000 per kilogram. Cabai lokal Kediri dijual Rp42.000, sedangkan jenis Prentol atau Tumi 99 ditawarkan dengan harga Rp40.000 per kilogram.
"Harga cabai rawit memang sedikit naik karena hasil petikan menurun. Permintaan terbesar masih datang dari Bali dan Mataram," jelas Suyono, Ketua APCI Kabupaten Kediri. Ia menambahkan bahwa kondisi cuaca dan siklus tanam turut memengaruhi volume panen saat ini.
Tidak hanya cabai rawit, harga cabai jenis lain juga mengalami perubahan. Untuk Cabai Merah Besar (CMB), varietas Gada MK dijual Rp27.000 per kilogram, dan Imola Rp25.000 per kilogram. Sedangkan harga Cabai Merah Keriting (CMK) tercatat Rp42.000 untuk varietas Boos Tavi, dan Rp40.000 untuk jenis Sibad.
Distribusi cabai ke luar daerah juga terus berjalan. Pengiriman ke wilayah Jabodetabek mencakup 4 ton cabai besar dan 4 ton cabai rawit, sementara pengiriman cabai rawit ke Kalimantan mencapai 2 ton. Namun, serapan dari industri saat ini masih rendah karena sebagian besar sedang libur operasional.
Dari segi pasokan, cabai rawit merah disuplai dari beberapa sentra produksi seperti Kediri, Blitar, dan Mojokerto dengan total 22 ton. Cabai merah besar berasal dari Kediri, Malang, dan Tuban sebanyak 13 ton. Adapun cabai merah keriting disuplai sekitar 0,8 ton dari wilayah Kediri dan Malang.
Suyono mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam menyikapi kenaikan harga ini, karena fluktuasi seperti ini merupakan bagian dari siklus pasar yang normal, apalagi menjelang musim tanam baru.
“Yang penting petani tetap semangat menjaga kualitas panen, dan konsumen juga paham bahwa harga bisa berfluktuasi sesuai kondisi lapangan,” pungkasnya.(Red.R)
0 Comments