JAKARTA, suarajatimonline – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan proyeksi iklim untuk November hingga Desember 2024, serta tahun 2025, menunjukkan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi. Potensi banjir, tanah longsor, hingga angin kencang diperkirakan meningkat seiring curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya.
“Kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena iklim global dan regional yang terjadi sepanjang tahun,” ungkap Dwikorita dalam Sosialisasi Potensi Bencana Hidrometeorologi di Rapat Koordinasi Inflasi di Kantor Kemendagri, Kamis (21/11/2024).
Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem
Dwikorita menjelaskan, beberapa faktor utama yang memengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada 2025, antara lain:
1. Penyimpangan Suhu Muka Laut
Penyimpangan ini terjadi di Samudra Pasifik, Samudra Hindia, dan perairan Indonesia, yang erat kaitannya dengan fenomena La Nina.
2. Fenomena La Nina Lemah
Fenomena ini menyebabkan suhu perairan Indonesia lebih hangat, sehingga meningkatkan pembentukan awan hujan. La Nina diperkirakan berlanjut hingga awal 2025.
3. Fenomena Indian Ocean Dipole (IOD)
IOD turut memengaruhi distribusi hujan, memperburuk potensi curah hujan tinggi di Indonesia.
Proyeksi Curah Hujan Tinggi
BMKG memproyeksikan bahwa sekitar 67% wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan lebih dari 2.500 mm per tahun pada 2025. Beberapa wilayah bahkan diprediksi mencapai curah hujan hingga 5.000 mm per tahun, khususnya di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Sebaliknya, sekitar 15% wilayah akan mengalami curah hujan di atas normal, sementara hanya 1% wilayah yang diperkirakan mengalami curah hujan rendah, seperti Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.
“Akhir tahun 2024, mulai dari November hingga Desember, diprediksi dan saat ini memang sudah terjadi La Nina lemah yang bersamaan dengan masuknya musim hujan,” jelas Dwikorita.
Imbauan Kewaspadaan
BMKG mengimbau masyarakat, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang disebabkan oleh intensitas hujan tinggi. Upaya mitigasi diharapkan dapat meminimalkan dampak dari bencana hidrometeorologi yang diproyeksikan. (Red.A)
0 Comments